Ólafur Arnalds - Ljósið .mp3 | ||
Found at bee mp3 search engine |
(sambil diputer yah, instrumennya bagus lho)
Baru tadi Langitku bermendung lho. Hay Mbak Ui, apa kabar kamu di sana, entah nun jauh di sana?. Aku baik lho. Kesannya kita deket banget yah, manggilnya mbak segala, padahal ya aku nggak tau. Lha emang mbaknya wong jowo opo wong bule to? (hasyah mbuh lah)
taukah Mbak Ui, gara-gara mendung tadi aku gagal mengabadikan Karnaval menyambut hari jadi Kotaku. Kamu pasti tau kan seluk-beluk kotaku. Setahuku kamu paling suka singgah ke kotaku tanpa bilang-bilang dulu, langsung nyelonong aja. Itu yang membuat aku kurang suka sama kamu Mbak, tapi, itu dulu Mbak sekarang nggak begitu. Eh ya gara-gara mendung juga aku sampe lupa nggak kondangan ke tempat Yunita (Yun, maafin yah). Untungnya kamu nggak kunjung datang ya kan mbak hihihihihi
Omong-omong Mbak, kamu nggak pengen tahu kenapa aku nggak begitu benci lagi sama kamu? seperti yang pernah aku ceritakan tempo hari. kamu nggak penasaran nih. Semua berkat temanku yang begitu mengagumimu mbak, tapi kamu nggak tau. Iya, dia suka sekali sama hujan. Suka sekali sama kamu.
FYI, dia cuma satu-satunya yang sanggup menjelaskan secara runtut dan begitu filofofis kenapa kamu begitu layak untuk dikagumi. Dia menceritakan banyak hal tentangmu dengan sangat epik. Aku yang saat itu hanya bisa mendengarkan - terkesima - takjub. Seolah aku dibuat untuk sangat tergantung padamu mbak. Kamu seharusnya bangga mempunyai penggemar seperti dia, sungguh. Kapan-kapan aku kenalkan sama dia yah.
Oh iya, yang lebih lucu dia memaksa aku buat dengerin musikalitas lagu hujan bulan Juni milik Sapardi Djoko Damono. Anehnya, aku pernah mendapatkannya dari seorang kenalan, tapi belum pernah sekalipun aku dengarkan. Ada dua orang yang merekomendasikan. Wew. Patut dicoba apalagi ini menyangkit emmm.... Taulah mbak, aku kan sangat kesengsem sama karya bapak yang satu itu. Aku jatuh cinta sama puisinya, lewat kumpulan perahu kertas, sampai-sampai aku buat INI dan INI terilhami dari salah satu puisinya yang aku kenal dulu jaman SMA gara-gara nongol di modul latihan UAN.
Awalnya aku ogah-ogahan dengerin segala macam musik yang liriknya nyebutin namamu mbak. Tapi entah kenapa musik-musik yang kamu ilhami menemani setiap pagi, terlebih lagi waktu pertama aku dengerin alunan piano yang entah siapa yang memainkan, kalau bahasa jawanya nancep ati. Menusuk, langsung menembus-menjalar syaraf-syaraf gendang telinga, stimulusnya langsung ke jantung, tempat debaran itu bermula.
Sepertinya, note-note yang mengundang namanu mengandung kekuatan magis ya? seperti mantra accio yang memanggil dari seonggok PC langsung menyerobot masuk ke memori pojok otak kecilku. Kamu berhasil mencuri kembali rekaman-video-ingatan- masa lalu aku, dan memaksa untuk menyunggingkan senyum yang terbit untuk mengenangnya.
Mbak, pasti kamu masukin ramuan-ramuan misterius semacam ramuan pollyjuss plus mantra komat-kamit kan. Jenggot Merlin. Sebelum kamu mengambil peran untuk memabukkan orang akan kedatanganmu yang tanpa permisi itu. Apalagi lewat lagu yang sekarang aku coba dengar yang ke 56 kalinya sejak aku menulis untukmu.
Hampir kelupaan..... aku kasih foto orang lain dulu ya mbak Ui, karena aku belum sempet berfoto denganmu lagi-lagi momennya belum pas. Tahulah, dulu aku selalu menghindar darimu he...he...
That's all dear Ui
Hmmm, dan sekarang " Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni. Di rahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbuah itu. Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni, dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu. Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni, dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu......."
P.S : bagi yang belum tau mbak Ui adalah Hujan
Memandangi Hujan RIntik2 didepan rumah kerasanya ademm bener . . .
BalasHapusBtw, itu yg dipojok kiri atas hampir ketipu saya xD
aku lebih suka mengintipnya dari jendela walau nanar menghalanginya rasanya meneduhkan...
Hapusceritanya lagi merenungi hujan dibulan juni nih..
BalasHapusiya apa nggak ya, enaknya gimana?? :)
Hapusenaknya iya
Hapusmanggut-manggut
Hapussuasananya mendukung bang
BalasHapushmm sayangnnya sudah musim kemarau.. :D
BalasHapuswalaupun kemarau hujan masih satu duakali menyusup untuk hadir :)
Hapusaseek, kata kata terakhirnya mantep
BalasHapusitu puisi dari sapardi djoko damono bang, musikalisasinya yg di cenel youtube itu :)
Hapusemg pacarmu kemana hohohohohoho
BalasHapusini tentang analogi hujan kan? #pura-pura ngga tau..;D
BalasHapushohoho masa sih, coba tanya sama miss hujan :)
HapusTeringat Memory Sewaktu Dulu..
BalasHapusatkankusalam kenal.. foto itu mengingatkanku semasa pacaran dulu.. hihihi
BalasHapus