I'm 15 for a moment
Caught in between 10 and 20
And I'm just dreaming
Counting the ways to where you are
Caught in between 10 and 20
And I'm just dreaming
Counting the ways to where you are
i'm 22 for a moment
She feels better than ever
And we're on fire
Making our way back from Mars
She feels better than ever
And we're on fire
Making our way back from Mars
15… there's still time for you
Time to buy and time to lose
15…there's never a wish better than this
When you only got 100 years to live…
Lagu yang dilantunkan oleh five
for fighting ini bergema di telinga. Mendekam di otak. Iramanya berhasil
membuat hati bergejolak. Ada rona yang menjalar dari hati perlahan ke pipi. Ya,
John Ondrasik membuat saya jatuh cinta
lewat suaranya serta kedalaman liriknya
Boleh dikatakann lagu itu salah
satu soundtack hati – personal soundtrack
atau apalah itu. Lagu ini mengingatkan kembali pada sesuatu yang belum berhasil
saya cari. hmm... Entah apa. Setiap mendengarkannya lagi dan lagi membuat saya
menyadari banyak hal. salah satunya, memberikan satu pembuktian bahwa waktu dan
umur selalu berbanding lurus, mutlak.
Beberapa tahun lalu sejenak saya
dua puluh. Kepala dua. Tidak muda lagi, namun belum benar-benar matang, gamang
dan masih meraba-raba. Manusia labil. Bukan hanya saya, tapi kebanyakan orang
pasti pernah merasakan gejolak yang sama hanya berbeda penerimaannya.
Bagi saya angka sebelas dan
delapan adalah angka sacral. Bagaimana tidak dua angka itu yang menentukan
hidup saya. Dua angka itu yang telah dipercayakan oleh Tuhan untuk mengiringi
saya datang ke dunia nyata. Dari gelap (rahim) menuju terang (dunia). Dua angka
yang menjadi saksi satu anak lagi yang bernasib buruk karena telah dilahirkan.
Sebelas- delapan. Sebelas Agustus.
Beragam spekulasi. Tapi, saya suka. Tanpa alasan bahkan penolakan. Sebelas delapan
adalah kombinasi angka yang sering saya gunakan untuk diisi jika diminta
memasukkan password. Sebelas delapan bagai zat adiktif yang memikat. Membuat saya
kecanduan dan tak bisa lepas.
Walaupun sebelas – delapan "yang
belum jadi apa-apa sampai saat ini." Anehnya saya cukup bahagia menjadi “ orang
yang bukan siapa – siapa “
I’m
nobody! Who are you ? are you nobady to?
Oh
how dreary to be someone! How public like a frog
To
tell one’s name ̶ the livelong August ̶
To an admiring
bog!
Sekarang, untuk sejenak saya
merasakan umur yang akan mendekati seperempat abad namun masih saja naïf. Bertambah
tua, tentu itu proses alamiah. Bertambah umur, ralat bukan bertambah lebih
tepatnya berkurang. Ya,saya telah kehilangan satu tahun kesempatan untuk
menjalankan hidup. Seberapa jauhkah? Saya masih berusaha mengukur nafas
sendiri, membentangkan pasrah ke udara di planet yang resah.
Yang
fana adalah waktu, kita abadi. Memungut detik-demi detik merangkainya seperti
bunga, sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa. Tapi, yang fana adalah waktu
bukan?
kita abadi.
nice share :)
BalasHapuslagunya emang bagus..
top :)
Amazing tulisannya :)
BalasHapus:( jadi galaaaau.. aku bentar lagi 20.. ngerasa belum melakukan apa2 yang berarti selama hidup.. :'(
BalasHapusSelamat ulang taun ya..sampai jumpa lagi pada ulang taun yang akan datang :D
BalasHapus