WELCOME.....WELCOME....!!! #injekkeset, sista and brada sekarang anda berada dalam zona aman milik ANGGI, Jangan sungkan-sungkan anggap saja rumah sendiri *nah loh. dan JANGAN LUPA BERKUNJUNG KEMBALI..^^v

Jumat, 22 November 2013

membangun rumah di surga


"Hallo siapa kamu?"

“Tukang bangunan”

oh, baiklah. Kenapa kau bisa jadi tukang bangunan?”

“ berusaha….”

‘’lalu apa yang berusaha kau lalukan sekarang?”

‘’ menjadi bodoh..’’

Bagaimana bisa tukang bangunan ingin menjadi bodoh, kenapa?

“agar tetap berusaha…”

“Ahaaa, aku paham sekarang. Kau berusaha membangun sesuatu?”

“Ya..”

‘’Tapi, kalo boleh tau kau berusaha untuk membangun apa?’’

“Sebuah rumah”

“Keren…”

‘’tentu’’

‘’Di mana kau akan membuatnya. Di ujung sana kah?’’

‘’Bukan..’’

‘’Lantas?’’

“Di surga”


‘’Mustahil. Apakah bisa?’’

“Waktuku tak banyak. Mungkin kau bisa tanyakan kepada nona logic.”

'’baiklah, akan aku tanyakan kepadanya. Terima kasih untuk waktumu’’
……..
‘’halo, kau kah itu nona logic?’’

“betul”

ada yang ingin aku tanyakan kepadamu karena tukang bangunan tak punya waktu untuk menjawab”

“Silahkan, apa itu?’’

“Kenapa tukang bangunan membangun rumah di surga? Terdengar mustahil bukan?”

“Hemmm, jujur aku tak benar-benar tahu jawabannya”

“Tidak benar tahu berarti kau sedikit tau kan, tak masalah katakana saja…”

“Sungguh aku tak yakin dengan jawabannya”

“Setidaknya, tolong bantu aku dengan sedikit pemahamanmu itu untuk mengurangi penasaranku”

“Maaf, tapi mungkin jawaban yang lebih memuaskan kau dapatkan jika bertemu Tuan Pintar”

“Aku sedikit kecewa, tapi akan aku tanyakan kelak jika bertemu Tuan Pintar”

…….
“haii Tuan Pintar”

“oh, haiii”

“Lama tak bertemu, apa yang sedang kau lakukan?”

“berusaha belajar seperti tukang bangunan”

“belajar bodoh?’’

“Ya..ya,,”

“Bagaimana bisa tuan pintar Belajar Bodoh?”

“agar tetap belajar”

“Oke, aku paham. Bisa bantu aku. Aku sedang kecewa sekarang”

kenapa”

“Karena aku pikir nona logic bisa menjawab pertanyaanku dari tukang bangunan ternyata tidak.”

“hahaha… apa pertanyaan yang mengganggumu itu?”

“kenapa tukang bangunan sedang membangun rumah di surga. Bukankah itu terdengar mustahil”

“Sudahkah kau tanyakan kenapa dia tak punya waktu?”

“Mana sempat, dia kan tak punya waktu…”

“hohoho, itu karena setiap waktu baginya adalah berusaha belajar membangun sesuatu

‘’heheheh yaaaaa benarr!!”

heuheuheu…”

“Terus… terus… kenapa ia tetap berusaha membangun rumah di surga?”

“agar bisa selalu paham”

“Maksudnya?”

“Coba kau belajar memahami

“Aku semakin bingung tuan… bisa kau sederhanakan?”

Baiklah aku sarankan pergilah kau ke dewa kehidupan”

“Aku suka ini. hmmm… akan aku coba. Terimakasih”
…..

“maaf, boleh tau di mana saya harus bertemu dewa kehidupan”

kebetulan saya sendiri”

“syukurlah…”

“ah ya, sepertinya aku tau kenapa kau ingin menemuiku”

“Jadi, apa kau tau maksudku?”

 terlalu banyak untuk dijelaskan, selama kau hidup… kau bisa lihat sendiri”

“ baiklah aku sedikit gagal paham mengenai kehidupan, tapi aku mengerti. Dan apa kau juga sedang belajar seperti yang dilakukan tuan pintar juga tukang bangunan itu?”

“tidak!”

“lalu?”

“Aku hanya sedang bersahabat…”

“dengan”

“ kematiian”

Oh, ini sungguh mengerikan. Kenapa kau harus bersahabat dengannya?”

“tidak hanya aku kau juga harus nak. Karena tanpa kematian, kehidupan tidaklah berarti”

“ sekarang kau berhasil membuatku merinding. Lanjutkan”

“Baguslah! Itu artinya kau sedang mengaca pada kehidupanmu. Setidaknya kau akan berpikir untuk tidak menyia-nyikannya”

“Iya sih, betul juga. Lalu apa kaitannya dengan yang ingin aku tanyakan mengenai tukang bangunan”

“ tentang membangun rumah di surga?”

“itu dia…”

“Sekarang apa keyakinanmu mengenai hidup dan mati?”

“aku tidak yakin…’’

“kalo begitu aku tidak bisa memberimu jawaban”

“tunggu, apa aku harus menemui seseorang lagi seperti nasehat-nasehat sebelumnya?”

“sepertinya begitu…”

“lalu siapa yang harus aku temui?”

“ dirimu sendiri”

“Duh!”

“kalo itu terlalu sulit, temui sang kutu buku”
……

“tuan kutu buku, kau kah itu?”

“ada apa nak?”

“aku harus bertanya padamu, maaf”

“mengenai?”

“tiga perkara. Keyakinan. Hidup, dan mati”

“hmm, yang mana dulu yang ingin kau ketahui?”

“semuanya secara bersamaan secara singkat, kalo kau berkenan”

“menurutmu kenapa kau diciptakan untuk hidup?”

“menurut agama yang aku anut sebagai khalifah, kalo nggak salah”

teruskan…”

“entahlah…”

“perlu bantuanku untuk kelanjutannya?”

“tentu…”

“firman yang pertama diperintahkan bukankah membaca? Lakukan itu dulu.”

“sudah”

belum cukup nak. Jadilah bodoh dengan demikian kau akan terus belajar”

“terima kasih, aku mengerti”
….

“Tukang bangunan, apakah kau sudah mempunyai cukup waktu?”

“ada cukup waktu”

“mengenai pertanyaanku tempo hari. Aku sudah hampir putus asa”

“yang itukah, sudah kau tanyakan dengan siapa saja?”

“banyak, tapi aku masih tidak mengerti. Kau tau aku sudah tanyakan pada sang kutu buku. Dan aku sudah membaca. Tetap aku tidak menemukan”

“lalu apa yang kau temukan?’

“sejauh ini tentang tiga perkara yaitu keyakinan, hidup dan mati. Oh tunggu dulu, dan tentunya tentang membangun rumah di surga”

“jadi kau belum paham juga”

“yah begitulah”

dimana aku harus memulainya ya?. Kau pernah mendengar istilah ini “orang yang membiasakan shalat rowatib di bangunkan baginya rumah di surga. Itu yang sedang berusaha aku bangun”

“oooohhhh….lanjutkan?’’

“pernah dengar atau membaca hadits ini : barangsiapa dalam sehari semalam shalat sunah dua belas rakaat maka Allah akan membangunkannya rumah di surga”

“caranya?”

“dengan menunaikan sholat empat rakaat sebelum dzuhur, dua rakaat setelahnya. Dua rakaat setelah magrib, dua rakaat setelah isya dan dua rakaat sebelum subuh.”


“haa yaa, tentu saja aku mengerti. Terimakasih aku mengerti sekarang. Aku hanya perlu sedikit lebih berusaha” J

 kau hanya perlu merasa bodoh, dengan itu kau akan tetap belajar dan berusaha untuk meyakini suatu hal

2 komentar:

monggo dipun komen ceman-ceman..... komen kalian akan selalu terngiang-ngiang di blog ini *ya iyalah

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...