WELCOME.....WELCOME....!!! #injekkeset, sista and brada sekarang anda berada dalam zona aman milik ANGGI, Jangan sungkan-sungkan anggap saja rumah sendiri *nah loh. dan JANGAN LUPA BERKUNJUNG KEMBALI..^^v

Kamis, 20 Juni 2013

# (melanggar) Peraturan dilarang memeluk

Jangan pernah tanyakan soal kehidupan pada seorang laki-laki,

tanyakan pada perempuan. Karena dia rahim kehidupan.
....

Hari Pertama Taman Kanak-Kanak


Ia bergegas ke pintu, melepaskan pelukan ibunya. Ia tak lagi perlu itu, karena ia sudah besar sekarang. Terlalu besar untuk hal-hal seperti itu. sebaliknya ia melambaikan tangan berharap itu sudah cukup.

Saat Hari Pertama Pulang Sekolah 

Sang ibu menanyakan kegiatannya, ia memberikan secarik kertas bergambar matahari kuning besar. Gambar nya tentu tak sempurna, ya ia ceroboh di sana sini. Tapi, ibunya tak melihatnya, atau agaknya tak peduli.

Hari Pertama SMP

Ia bergegas ke pintu berlari dari pelukan ibunya. Ia tak menginginkan hal itu lagi. Ia mengabaikan panggilannya. Setelahnya ia bergegas menyusuri jalan di dekat perempatan. Ya, tempat teman-temannya berencana bertemu.

Ia berharap ibunya akan mengerti : akan tidak keren kelihatannya jika berjalan ke sekolah terlebih diantar ibunya.

Saat Hari Pertama Pulang Sekolah 

Sang ibu menanyakan kegiatannya, ia memberikan berlembar. hmm... gurunya jelas menunjukkan jawaban yang salah di sana sini. Tapi, ibunya tak melihatnya, atau agaknya tak peduli.


Hari Pertama SMU

Ia bergegas keluar pintu, melompat dari pintu kendali pengemudi Eskudonya yang mengkilap. Lagi-lagi ia pergi tanpa sarapan. dan (lagi) untuk ketiga kalinya ia pergi tanpa pamit. Hmm tapi, ia memutuskan berbalik dan menoleh sebelum membelok. Ia melihat ibunya melambai dengan semangat. Saat ia menjauh, klaksonnya berbunyi : hanya sesekali mencerahkan hari ibunya.

Ia melihat senyum di wajah ibunya, lalu melaju menghilang dari pandangan menuju dunia yang berbeda : kehidupan baru yang menyenangkan.

Kelulusan 

Saat air mata bersinar dari mata ibunya. Ia tahu sudah tiba waktunya untuk berpisah dengan ibunya. Pergi kuliah, pergi menuju hari lebih baik. Tak ada lagi peraturan mengekang: sendirian menemukan jalan.
̶๏๏

Menurunkan koper dari bagasi mobil kotornya. Ia tak sabar tiba di kampus, mengecek asramanya. Sang ibu membuka pintu mobil, lalu tersenyum bangga pada putranya. Seraya setetes air mata mengalir dari dagunya. Ia menjulurkan tangan dari jendela yang terbuka, mengucapkan selamat sukses. Lalu ditariknya anaknya mendekat dan melanggar aturan ' dilarang memeluk'

Kuliah

Kehidupan kampus lebih menantang, hidupnya hanya miiknya sendiri. dan ia mengantisipasi takdir. Sepertinya memang kehidupan kampus lebih menantang daripada yang dapat ia harapkan. Tak ada waktu membalas sms yang sering dikirim ibunya. Ia sudah dewasa sekarang terlalu tua untuk hal-hal seperti itu.

kunjungannya saat liburan sudah semestinya cukup. Lagipula, ujian semester cepat menghadang, tekanannya seperti raksasa. Ia belajar hingga begadang. keinginan untuk lulus begitu kuat. Ia bertanya- tanya

bagaimana ia berhasil?

bagaimana ia mengatasi....

bagaimana jika ia tidak lulus?

Apakah masih akan ada harapan?


Hari Pertama Bekerja

Tak seperti tempat berlindung yang aman, di sinilah medan pertempuran. Perang yang pertama pecah di dalam kecamuk pikiran, harga diri dan ego atasan.

Menentukan pilihan Hidup

Perang yang Ke-2 pecah di batinnya. barusan berdebat dengan ibunya mengenai pilihannya untuk seorang wanita. agaknya kali ini tidak seperti gambar matahari kuning besar dan berlembar kertas ~ yang penuh coretan gurunya. Agaknya kali ini ibunya lebih peduli mengenai pilihan anaknya. Mereka bersebrangan, tapi untuk kali ini ibunya tak tinggal diam. Diam.

Beberapa Waktu Berselang


Seakan ia mendapat panggilan. Ia melaju di jalan tol dengan kecepatan penuh. Malam mulai larut, ia membelok di kelokan yang sering dijelajahinya dan memasuki pintu terbuka : Rumah ibunya.

Sang ibu duduk di kursi bersama gambar dalam pigura kenangan dari masa lalu yang membawa suka duka. Sang ibu tak perlu bertanya mengapa anaknya, karena ia tahu jawabannya.

Saat si anak melanggar aturan " dilarang memeluk" lengan melingkarinya erat. Sesaat ia mengintip gambar yang dibuatnya : banyak pohon, cabang tak sempurna, dan matahari kuning yang besar.

Sang ibu tersenyum penuh pengertian, lalu ia berkata tegas

"anakku, sejak dulu kau membanggakanku,

lihatlah betapa jauh kau menempuh dari anak kecil yang begitu berani menuju taman kanak-kanak

dan di tahun-tahun kau berbuat kesalahan.

Tapi, anakku, ibu juga pernah salah sempurna itu mustahil dalam hidup

Lakukanlah sebaik mungkin, dan jangan berharap lebih dari itu.

Karena hidup itu semestinya menyenangkan. Kau hanya bisa menjalani SATU kehidupan lakukan apa yang terbaik bagimu, Nak"


Saat tekanan tampak terlalu banyak, dan segala yang ia perjuangkan tampak begitu tak terjangkau, ia menatap gambar Matahari kuning besar.

Lalu ia teringat betapa jauh ia telah menempuh dari anak menjadi dewasa. Melawan banyak rasa takut. Melalui cobaan dan ujian. Menahan banyak air mata. Dan mengetahui bahwa sukses itu bukan melewati setiap ujian. Dan satu-satunya kegagalan adalah tidak melakukan yang terbaik.

bahwa tak apa-apa, bahkan bagi seorang laki-laki (dewasa) untuk melanggar aturan "dilarang memeluk" ibunya

2 komentar:

monggo dipun komen ceman-ceman..... komen kalian akan selalu terngiang-ngiang di blog ini *ya iyalah

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...