Apa?
Siapa?
Dimana?
Bagaimana?
Kapan?
Kenapa?
Diksi- diksi tanya itu entah
sejak kapan berkelebat, tidak diawali bahkan enggan mengakhiri. Penasaran. Kalo
dipikir padahal Tuhan hanya memberikan satu mulut saja, tidak kurang dan tidak
lebih. Bayangkan jika banyak. Tapi Tuhan itu maha pintar bukan. Mungkin, agar
manusia bertanya seperlunya tentang hal-hal yang perlu dipertanyakan, bukan
hal-hal yang tak pernah menghasilkan jawaban.
Jadi…….Kemarilah. Jangan tanya
apa kabar, kepada saya hari ini. Akan saya jawab sekenanya ‘not
been better’. Kalau kau bertanya apa maksud tulisan saya kali ini, SURAT
TERBUKA. Ya ini semacam surat terbuka, tapi entah untuk apa dan untuk siapa.
Mungkin hanya untuk menenangkan diri sendiri lebih tepatnya.
Pun jika ada yang berpendapat ini
semacam letupan perasaan, bisa jadi benar.
Semua tergantung pada perspektif
mana kita memandang, karena pada dasarnya alam semesta ini adalah
bermilyar-milyar kemungkinan yang bisa dengan mudah direkonstruksi oleh tangan,
kecuali yang tidak bisa diganggu gugat adalah Takdir yang telah disketsakan
Tuhan. Karena rancangan-Nya lah yang paling sempurna.
Jadi apa maksudnya semua ini?
Pertama saya hanya butuh pengampunan.
Pengampunan dari Allah, dan orang-orang yang menyayangi saya, tapi yang tidak
(banyak) saya bahagiakan.
Kepada mereka yang telah saya
cederai. Ya dengan bodohnya telah saya goreskan luka di hati mereka. Bahkan
kapada seseorang yang bahkan saya tidak mengenalnya.
Kau tau, tak jarang Ada hal-hal
buruk yang dengan susah payah kita hindari namun tetap (dan harus) terjadi.
Namun, ada hal-hal baik yang bahkan tak terpikirkan oleh kita mampu datang
begitu saja. Kadang hidup menyakitkan, kita tidak mengetahui alur apalagi
tujuannya. Tapi, yang jelas mereka tak akan pernah berhenti menciptakan
persoalan.
Belakangan, banyak hal yang tidak
saya bayangkan silih berganti datang dan pergi dalam hidup saya. Tidak semua
baik, ada beberapa yang bisa bikin hati saya mencelos. Bahkan beberapa terlalu
buruk hingga memaksa saya menangis lebih lama dari biasanya.
Saya memang sentimentil, kadang terlalu
cengeng untuk beberapa saat dan terlalu tegar untuk saat yang lama. Tapi,
bersyukur kepada Tuhan karena sampai detik ini saya belum bosan menjadi manusia
yang tidak betah dalam kesedihan.
Beruntung saya masih mempunyai
begitu banyak cinta yang melingkupi atmosfer saat saya bernafas. Dan beruntungnya
lagi oksigen yang saya hirup itu masih gratis. Tak bisa membayangkan jika harus
membayar.
Saya tahu, Tuhan tak pernah salah
mengambil keputusan. Karena Dia yang selalu menjadi yang pertama membukakan
jalan di tengah palang-palang yang melintang menyempitkan jalan yang saya
lalui.
Dia yang tetap setia memeluk saya
di dalam deraian isak tangis dini hari dan selalu dapat menguatkan dan
menenangkan.
Dialah Zat pemberi harapan baru
dan akan selalu menjadi hal pertama untuk saya berpijak pada hari esok dan masa
depan saya. Akan selalu saya isi nafas dan langkah saya untuk selalu berdzikir,
doa serta prsangka yang baik kepada-Nya. Insyaallah.
Tuhan memang tak pernah salah
mengambil keputusan. Dan maafkan jika saya telah salah mengambil keputusan
menurutmu. Ya kamu, masing-masing yang layak saya sebut kamu. Tapi percayalah,
telah saya pertimbangkan tidak satu atau dua kali tapi berkali-kali.
sepertinya sedang galau???? heheheehhe
BalasHapus