WELCOME.....WELCOME....!!! #injekkeset, sista and brada sekarang anda berada dalam zona aman milik ANGGI, Jangan sungkan-sungkan anggap saja rumah sendiri *nah loh. dan JANGAN LUPA BERKUNJUNG KEMBALI..^^v

Sabtu, 21 April 2012

HALLOW.....




dan akhirnya anggipun come back dengan meluncurkan mini album #tsaah #berasa kaya artis aja. jadi begini ceman-ceman sebelumnya gue minta maaf (emang salah gue apa??) nggak terasa hiatus aja tanpa memberi salam perpisahan he....he....he... dan akhirnya gue sempetin buat menengok sambil napak tilas.

apa kabar INDONESIA??? beneran gue nggak tau kabar di luaran sana, nggak tau info apa yang berkembang di Indonesia (baca: akhir-akhir ini nggak lihat berita, lihat tayangan gosip dan terlebih lagi nggak internetan) #penting banget

jujur aja sekarang ini gue mo nulis apa juga nggak tau. jadi, untuk postingan kali ini MOHON JANGAN DIBACA karena akan menyita waktu anda *suer.

yang ada di pikiran gue saat ini cuma kangen rumah. kangen ibu gue. kangen kasur gue yang empuk. dan kenapa nggak kangen sama pacar?? karena gue nggak punya. titik.

aku dimana??? *amnesia parsial *tiba-tiba galau*. yang jelas gue nggak lagi berada di kota kecil yang berhawa dingin bernama WONOSOBO. apa itu wonosobo gie? sejenis makanankah? bukan..... itu adalah kota yang selalu ueg rindukan setiap kali gue tinggalkan entah itu sehari doang bahkan bertahun-tahun. ya wonosobo kota kabupaten di pojokan propinsi JATENG (yang sering jadi setting FTV di akhir 2010-2011) adalah kota dimana aku dibesarkan dan nggak pernah ada yang menggantikan kota itu di hati gue. yap, kampung halaman dan sebuah utopia bagi gue yang nggak akan pernah lekang *cie-cie bahasanya.

semakin beranjak menulis, gue malah semakin kangen aja sama itu kota, sama rumah orangtua, sama hawa dinginnya, sama semuanya.... hiks....hiks...hiks.... berhubung udah nggak tahan #shower alami mengucur deras *ngek. udah ah nggak bisa lama- lama di sini coz gue harus beranjak. #FYI : maaf teman-teman gue belum bisa blogwalking untuk beberapa saat yang belum ditentukan. dan belum mau gue ceritakan sekarang tapi kapan-kapan gue sempetin ceritain di sini. dan sekkarang gue harus pergi keluar dulu. see u ceman-ceman. jangan rindukan gue secara berlebihan ya # siapin ember buat muntah.

buat penutup yang manis gue buatin puisi tentang kegalauan gue soal pulang kerumah ortu gue. everyday without galau he....he....he....

......



(ingin) menjenguk rumah di kampung

Rumah kami pagi berganti setiap hari,
juga matahari dan air di perigi
dengan pemandangan masa kanak,
angin terdengar selalu mengalunkan jeritan aneh tapi akrab
hati bergaduh keriangan seakan tak kenyang meneguk sari buah
tahun-tahun derita yang akhirnya terperah

tapi ini rumah kami,
dimana bila malam kami menjengkal jarak bintang
mendepa jauh bulan sebelum siang
inilah rumah kami
rumah yang membuat kami selalu ingin pulang
meskipun hanya ingin mandi di perigi

rumah kami yang pohon cemara tumbuh di halaman
senantiasa lebat
mengirim cahaya dari akar-akarnya yang bekerja keras dalam kegelapan tanah

ya, aku pernah tumbuh bersama tunas-tunas itu,
bersama daun-daun barunya
bersama angin dan curahan air hujan
berlayar di langit luas mencari jejak
yang membuat kami bangkit kembali dari ketiadaan

di rumah ini semua seakan ada
dalam senyum dan duka ibuku

bila kami ingin pulang
kamipun pergi
karna setelah pergi, orang akan pulang

demikianlah kami sering pergi
karna kami tahu nikmatnya pulang

Kamis, 05 April 2012

monolog : aku, angin, dan hujan


aku ingin bercerita entah bertanya. aku berbeda dengan orang lain tidak banyak namun sedikit saja. pernah ku bertanya pada sebagian "kenapa menyukai hujan, apa istimewanya?" di waktu itu pula aku mendapati kekecewaan "aku suka aja". thats it?! ah, kenapa cuma itu, setidaknya berilah aku alasan yang sedikit filosofis. banyak orang yang aku jumpai menyukai hujan. kenapa harus hujan? lagi-lagi aku mendapat jawaban yang klise dari semuanya. sepertinya aku hanya satu-satunya orang yang berpayung itu, tidak sebegitu sukanya dengan hujan. apa itu aneh?

hujan selalu berhasil menciptakan perasaan yang tak dapat ku eja di dalam sini. tepatnya aku tak tahu, hanya di sekitaran diafragma. sesak. oleh karena itu aku lebih menyukai angin. apakah angin dapat membantuku. siapa tahu, angin dapat menembus demensi dan frekuensi yang berbeda. menolongku : mencurahkan asa. ada yang bilang angin mengepakkan sayapnya hingga ke ujung dunia. itu memang tugasnya. dia bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan istimewa. itu yang aku suka, dulu waktu kecil.

aku selalu ingin tahu, kemana saja angin melewatkan soremu? namun, selalu gagal ku eja lewat gelagatnya. mungkinkah dimensi itu adalah laut, ketika dia menyelinap dengan anggun di atas awan columonimbus. atau malah dia berada di bibir pantai dengan bertelanjang kaki, ya aku mengkhayalkannya dia disana. tapi firasatku dia telah sampai di padang savana madagaskar yang kuimpikan selama ini, duduk-duduk di bawah pohon melewatkan satu lagi sore yang harus dia lewati.

aku sedang mengingat-ingat dengan ingatan manusia yang lemah, kini dia telah puluhan tahun menjadi sahabat penaku. masih bertengger di singgasana terbaik dalam kamus persahabatan. belum ada yang berhasil menggesernya barang semili saja. maka dari itu, sore kemarin aku menunggunya untuk merayakan aniversary kita. namun dia bertandang hanya sebentar. dihalau mendung, dihardik hujan. ah, dia meninggalkanku tanpa pesan. mungkin sore itu, dia sedang berlari-lari dalam hujan. sepertinya dia memutuskan untuk pergi duluan beranjak menembus batas dimensi. bercengkrama dengan burung. aku iri. curang. dia curang.

padahal tadi aku ingin melontarkan pertanyaan padanya "angin, apakah kamu benci hujan, seperti aku padanya?" 

mungkin saja. mungkin. semua ada kemungkinan. dia menertawakan aku dan mengungkapkan " kenapa begitu, kau mahluk planet hujan bukan, yang turun ke bumi diiringi dengan hujan. jadi belajarlah menyukai hujan. hujan itu anugrah" entah kalimat itu berdengung dari mana. mungkin hanya fatamorgana. intuisi atau khayalan yang merekah.

angin, dulu waktu kecil aku selalu iri dengan kodok, mengapa ketika hujan dia selalu senang tak terkira, selalu dapat mendendangkan lagu hujan dengan mendayu-dayu. sedangkan aku? selalu membencinya. padahal hujan tak pernah salah sedikitpun. ah tapi, angin kau keburu pergi.

tak apa mungkin angin susah menembus dimensi yang dihalangi oleh serpihan-serpihan hujan. terlalu menyakitkan jika mengenai mukanya. jadi aku harus  kirim pesan lewat perantara apa? telepati, apa lewat pak post untuk meminta dia datang menemani soreku yang singkat sesuai perawakannya yang sempit terdesak malam?.

atau jangan-jangan hujan yang aku benci ini menghantarkan pesan lewat butiran-butiran air yang menjatuhimu? lewat gesekan nisbi? ah entahlah apa itu sebutannya. apapun medianya tetap ku utarakan pesanku lewat hati. 

kalian tahu, dia yang memberitahuku bahwa "sesuatu yang datangnya dari hati, akan sampai pula kehati"

aku senang dia datang lagi di sore berikutnya. menit-menit berlalu dan kami berdua tetap diam, saling menunggu untuk memulai berbicara, meski kata-kata bukanlah satu-satunya cara untuk saling mengerti diantara dua jiwa. bukan kalimat yang keluar dari bibir dan lidah yang menyatukan hati kita. ada sesuatu yang lebih dari itu dari apa yang disampaikan lidah.

keheningan menyinarkan cahaya di jiwa, berbisik di hati, dan yang mempersatukan kita.  membawa kita berlayar di cakrawala jiwa dan mendekap kepada sang Pencipta. keheningan membuat kita tersadar bahwa dunia adalah tempat pengasingan yang jauh



Angin, aku ingin bercerita entah bertanya
Angin, bicaralah selebih-lebihnya jujur
Sejatinya angin, aku terlalu sangat ingin
   : bercerita tentang pahatan dari serpihan batu,
      bercerita tentang serpihan hidup ini
        bercerita tentang selembar lukisan gambaran hidup dan mati
seadanya aku tak mampu keluarkan suara
yang disebut orang berbicara
namun, dan bahkan aku tahu kau sungguh perasa
hanya selami sajalah rona wajahku, angin
dan bacalah apa yang ingin kau ketahui
tak ada kebohongan di sana,
tirainya telah terbuka,
rahasia tersingkap,
Tersuguh di hadapan.
Mata itu jendela mulutku
Walau bibirku tak sanggup untuk mengatakannya
Aku sungguh percaya, karna kau perasa!
Angin, aku ingin bercerita entah bertanya
Karna kau perasa
Lewat hembusan nafasmu yang lembut
Semilir itu tetap milikmu
                        ....

ku sambung besok angin, ceritaku entah tanyaku
ketika kau pulang dari perjalanan jauhmu
bertemu di lain sore, bermendung atau berawan,
udaranya tetap tenang
dan saat itu kan ku keluarkan suaraku
meski masih di dalam hati


        :ku harap kau tetap lembut namun kuat
         seperti ku kenal getaran yang bangkit
 semilir itu, aku suka darimu

Rabu, 04 April 2012

hanya sebuah kelakar


Ruang ini tahu akunya yang sedang mendesah
Empunya menyadari resah
Terduduk, semenit kemudian berdiri
Lalu.........
Jongkok, namun kemudian tersadar bangun
Terseok menuju beranda jendela
Empunya mungkin tahu!
Gelagat ingin berlari sayang tertahan
Riwayat ini sungguh memilukan!
Kita bagai sebuah barang tak bertuan
Mondar-mandir tak tahu jalan
Ayam tak tahu jalan pulang!
Menggelikan!
Orang di luar sana lantang meneriakkan
Keadilan!
Namun di satu sisi jalan yang lain
Ingin melakukan sebuah penghianatan
Tapi,...................
Aku hanya ingin jadi penonton yang budiman
Karna tak tahu mana yang semestinya istimewa

: yang menawan semua impian
  semua hanyalah sampah




Senin, 02 April 2012

4 drama dan film jadul Jepang yang wajib ditonton

lagi-lagi waktunya habis ngebut pake NOS, nggak terasa udah masuk bulan APRIL.


 hmmm *take a deep breath
*hirup...
*hembuskan....hirup...
*relax anggi...relax...
*krik


entah kenapa akhir-akhir ini sedikit down (up dong gie), pikiran lagi semprawut, mungkin menjelang PMS ditambah suasana dimana-mana lagi memanas. KENAPA? soalnya tadi siang mataharinya lagi tinggi-tingginya #salah paham. sebenernya sih gerah liat berita yang diisi sama demo yang berujung ricuh. nggak habis pikir aja ini niatnya mau mengeluarkan aspirasi apa mau gelut (baca : berantem) ckckckckck. untungnya akhirnya BBM belum jadi naik. syukurlah nggak kebayang kalo april ini BBM jadi naik. bayangannya sih udah nggak-nggak gitu, bukan masalah harganya naik tapi masalah ricuhnya. bisa-bisa gambaran yang di dapat kaya aksi masa tahun 1998. tau sendiri lah itu tuh yang sejarahnya menggulingkan masa orde baru #sambil buka buku sejarah.


enyway, masalah yang satu itu udah teratasi. lanjut masalah laen yang bikin anggi down. tak lain dan tak bukan adalah kenapa anggi belum kaya-kaya #plak. setelah diterjemahkan dengan kamus bahasa awam adalah : ANGGI SEDANG BOKEK, demikian #salah paham lagi. intinya kemaren habis merenung dikit tentang hakekat kehidupan *tumben-tumbenan. lebih tepatnya sih bertanya pada diri sendiri gitu (introspeksi diri).


ceritapun dimulai dari~ ditengah-tengah dari intropeksi seorang anggi, ia pun tak lupa untuk membuka facebook *anggapajainipentingbanget. salah satu temannya di jejaring sosial itu nge-share foto poster salah satu film jepang jadul.


Aha.... seketika itu anggi merenung lagi *lari dipojokan. sepertinya sudah sekian lama anggi melupakan film-film jepang itu. lumayan nostalgia sambil mengobati kagalauan menonton film-film itu lagi. alhamdulillah masih  filenya masih ada. nah, berikut ini ada 4 drama dan film jepang yang membuat seorang anggi terngiang-ngiang sampai sekarang *mata belo #zoom in zoom out. maklum keempat film itu tergolong film jadul

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...